Pengertian Investasi
Investai adalah komitmen
atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini,
dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan dimasa yang datang. Seorang
investor membeli sejumlah saham saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan
dan kenaikan harga saham ataupun sejumlah dividen di masa yang akan datang,
sebagai imbalan atas waktu dan risiko yang terkait dengan investasi tersebut.
Bahkan sebagai contoh sederhana, waktu yang Anda korbankan untk membaca artikel
ini merupakan suatu investasi. Anda harus merelakan waktu santai Anda bersama
keluarga untuk membaca artikel ini dengan harapan memperoleh karier sukses di
masa datang. Harapan akan masa depan yang lebih baik tersebut merupakan imbalan
atas komitmen waktu dan usaha yang Anda lakukan saat ini.
Istilah
investasi bisa berkaitan dengan berbagai macam aktivitas. Menginvestasi-kan sejumlah dana pada aset real (tanah,
emas, mesin atau bangunan) maupun aset financial (deposito, saham ataupun
obligasi) merupakan investasi yang umumnya dilakukan. Bagi investor yang lebih
pintar dan lebih berani menanggung risiko, aktivitas investasi yang mereka
lakukan juga bisa mencakup investasi pada masa pada saet-aset finansial lainnya
yang lebih kompleks seperti warant,
options dan futures maupun
ekuitas internasional. Aset finansial adalah klaim berbentuk surat berharga
atas sejumlah aset-aset finansial yang bisa diperdagangkan dengan mudah dan
dengan biaya transaksi yang murah pada pasar yang terorganisir.
Pihak-pihak
yang melakukan kegiatan investasi disebut investor. Investor pada umumnya bisa
digolongkan menjadi dua, yaitu investor individual (individual/retail in-vestor).
Investor individual terdiri dari individu-individu yang melakukan aktivitas in-vestasi. Sedangkan investor institusional
biasanya terdiri dari perusahaan-perusahaan asuransi, lembaga penyimpan dana,
lembaga dana pensiun, maupun perusahaan inves-tasi. Investasi juga merupakan bagaimana mengelola kesejahteraan investor.
Kesejahte-raan
dalam konteks investasi berarti kesejahteraan yang bersifatnya moneter bukannya
kesejahteraan rohaniah. Kesejahteraan moneter bisa ditunjukkan oleh penjumlahan
pendapatan yang dimiliki saat ini dan nilai saat ini (present value) pendapatan di masa
yang datang.
Orang
seharusnya membuat keputusan seperti beberapa banyak penghasilan saat ini yang
seharusnya dihabiskan atau dikonsumsi dan beberapa banyak seharusnya
diinvestasikan menurut prerferensinya. Dalam menetapkan preferensinya ini,
mereka seharusnya membuat keputusan sedemikian rupa sehingga mencapai tingkat
tertinggi kepuasan personal. Orang seharusnya membuat keputusan konsumsi/investasi
dalam suatu cara yang akan memaksimalkan utilitasnya. Dalam hal ini, utilitas
merupakan pengukuran tingkat kepuasan individu dab akan berbeda-beda antar
individu.
Di
dalam area keuangan (finance), individu
biasanay diasumsikan dapt memak-simalkan
utilitasnya dengan memaksimumkan kesejahteraannya. Seperti yang telah dibahas
sebelumnya, kesejahteraan diukur dengan nilai sekarang arus penghasilan
individual. Alternatif lain, kesejahteraan dapat diukur dengan nilai sekarang
banyaknya uang yang disediakan oleh individu untuk dikonsumsi. Dengan
memperoleh kesejahte-raan
tertinggi, orang dapat menikmati konsumsi uangnya misalnya untuk membeli rumah,
mobil, perhiasan dan sebagainya. Namun sebagian menginvestasikan sebagian
uangnya untuik konsumsi di masa datang. Contohnya mereka memutuskan untuk
menunda konsumsi saat ini dan membeli saham atau mendepositokan uangnya. Dalam
kasus lain mereka berinvestasi (inveting dan
leading). Sedankan dipihak lain,
sebagian individu yang tidak mencukupi dananya untuk konsumsi saat ini denga
meminjam.
Tujuan
investasi
Apa
tujuan investasi? Pada dasarnya tujuan orang melakukan investasi adalah untuk “menghasilkan sejumlah uang” semua
orang mungkin setuju dengan pernyataan tujuan investasi tersebut. Tetapi
pernytaan tersebut nampaknya terlalu sederhana, sehingga kita perlu mencari
jawaban yang lebih tepat tentang tujuan orang berinvestasi. Seperti disinggung
dimuka, tujuan investasi yang lebih luas adalah un tuk meningkatkan kesejahteraan
investor. Kesejahteraan dalam hal ini adalah kesejahteraan moneter yang bisa
diukur dengan penjumlahan pendapatan saat ini ditambah nilai saat ini penda-patan masa depan. Sumber dana untuk investasi bisa berasal
adri aset-aset yang dimi-liki
saat ini, pinjaman dari pihak lain, ataupun dari tabungan. Invetor yang
mengurangi konsumsinya saat ini akan mempunyai dan kelebihan untuk ditabung.
Dana yang bera-sal
dari tabungan tersebut jika diinvestasikan akan memberikan harapan peningkatan
kemampuan konsumsi investor yang masa datang, yang diperoleh dari peningkatan
kesejahteraan investor tersebut.
Secara
lebih khusus lagi, ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi,
antara lain sebagai berikut.
·
Untuk mendapatkan kehidupan
yang lebih layak di as yang akan datang. Seorang yang bijaksana akan memikirkan
bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya
berusaha bagaimana mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar
tidak berkurang di masa datang.
·
Mengurangi tekanan inflasi.
Dengan melakukan investasi dalam pemilikan peru-sahaan atau objek lain,
seseorang dapat menghindarkan diri dari risiko penu-runan nilai kekayaan atau
hak milik yang melakukan investasi pada bidang-bidang usaha tertentu.
Proses Investasi
Proses investasi meliputi
pemahaman dasar-dasar keputusan investasi dan bagaimana mengorganisir
aktivitas-aktivitas dalam proses keputusan investasi. Untuk memahami proses
investasi sesorang investor terlebih dahulu harus mengetahui bebe-rapa konsep dasar investasi, yang akan
menjadi dasar pijakan dalam setiap tahap pem-buatan keputsan investasi yang akan dibuat.
Hal mendasar dalam keputusan
adalah penanaman hubungan return dan risiko. Berikut ini akan dibahas keputusan
investasi. Hubungan risko dan return harapan dari suatu investasi merupakan
hubngan yang searah dan linear. Artinya, semakin besar return harapan, semakin
besar pula tingkat risko yang dipertimbangkan. Hubungan seperti itu yang
menjawab semua pertanyaan mengapa semua investor hanya berin-vestasi pada aset yang menawarkan tingkat
return yang paling tinggi, investor juga hasru mepertimbangkan tingkat risko
yang harus ditanggung.
Dasar
Keputusan Investasi
Dasar keputusan investasi terdiri dari tingkat return
harapan, tingkat risiko serta hubungan antara return dan risiko. Berikut ini
akan dibahas masing-masing dasar keputusan investasi tersebut.
Return.
Alasan utama orang berinvestasi
adalah untuk memperoleh keuntungan. Dalam konteks manajemen investasi tingkat
keuntungan investasidisebut return. Suatu hal yang sangat wajar jika investor
menuntut tingkat return tertentu atas dana yang telah diinvestasikannya. Return
harapan investor dari investasi yang dilakukan merupa-kan kompensasi atas biaya kesemptan (opportunity cost) dan risiko penurunan
daya beli akibat adanya pengaruh inflasi.
Dalam konteks manejemn
investasi, perlu dibedakan antara return harapan (expect-ed
return)
dan
return aktual atau yang terjadi (realized
return). Return harapan meru-pakan tingkat return yang diantisipasi di
masa datang. Sedangkan return yang terjadi atau return aktual merupakan tingkat
return yang diperoleh investor pada masa lalu. Ketika investor menginvestasi
dananya, dia akan mensyaratkan tingkat return tertentu – dan jika periode
investasi telah berlalu, investor tersebut dihadapkan pada tingkat return yang
sesungguhnya dia terima. Antara tingkat return harapan dan tingkat return
aktual yang diperoleh investor dari investasi yang mungkin saja berbeda.
Perbedaan antara return harapan dengan return yang benar-benar diterima (return
aktual) meru-pakan risko yang harus selalu dipertimbangkan
dalam proses investasi sehingga dalam berinvestasi di samping mempertimbangkan
tingkat resiko suatu investasi.
Risiko.
Sudah
sewajarnya jika investor mengharapkan return yang setinggi-tingginya dari
investasi yang dilakukannya. Tetapi, ada hal yang dipertimbangkan, yaitu
beberapa besar risiko yang harus di tanggung dari investasi tersebut. Umumnya
semakin besar tingkat resiko semakin besar risiko, maka semakin besar pula
tingkat return harapan. Penelitian terhadap return saham dan obligasi di
Amerika Serikat yang dilakukan Siegel (1992) yang menemukan bahwa dalam periode
return saham atas return obligasi tersebut disebut juga sebagai equity premium. Tersebut adanya fakta
bahwa risiko saham lebih tinggi dari risiko obligasi.
Risiko dapat diartikan sebagai
kemungkinan return aktual yang berbeda dengan return harapan. Secara spesifik, mengacu pada kemungkinan realisasi
return aktual lebih rendah dari return minimun yang diharapakan. Return minimu
yang diharapkan seringkali juga disebut returnyang disyaratkan (required rate of return). Dalam ilmu
ekonomi pada umumnya dalam ilmu investasi adalah makhluk yang rasional.
Investor yang rasional tentunya tidak akan menyukai ketidakpastian atasu
risiko. Investor yang mempunyai sikap enggan terhada resiko seperti ini disebut
sebagai risk-averse investor. Investor seperti ini
tidak akan masa mengambil risiko suatu investasi jika investasi tersebut tidak
memberikan harapan returyang layak sebagai kompenssasi terhadap risiko yang
harus ditanggung investor tersebut.
Sikap investor terhadap risiko
akan sangat tergantung kepada preferensi inves-tor tersebut terhadap risiko. Investor yang
lebih berani akan memilih risiko investasi yang lebih tinggi yang diikuti oleh
harapan tingkat return yang tinggi pula. Demikian pula sebaliknya, investor
tidak mau menanggung risiko yang terlalu tinggi, tentunya tidak akan bisa
mengharapkan tingkat return yang terlalu tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
give your coment for progress us and thanks for your atention..!