BAB 6
Sikap, Motivasi dan
Konsep diri
Komponen sikap
Ada tiga komponen yang secara bersama-sama membentuk
sikap yang utuh (total attitude) yaitu :
a.
Kognitif (cognitive).
Berisi kepercayaan seseorang
mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi obyek sikap. Sekali
kepercayaan itu telah terbentuk maka ia akan menjadi dasar seseorang mengenai
apa yang dapat diharapkan dari obyek tertentu.
b.
Afektif (affective)
Menyangkut masalah emosional
subyektif seseorang terhadap suatu obyek sikap. Secara umum komponen ini
disamakan dengan perasaan yang dimiliki obyek tertentu.
c. Konatif (conative)
Komponen konatif atau komponen
perilaku dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan
berperilaku dengan yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap
yang dihadapi.
Sifat-sifat
sikap
1.
Consumer
Behavior Is Dynamic
Perilaku konsumen dikatakan dinamis karena proses
berpikir, merasakan, dan aksi dari setiap individu konsumen, kelompok konsumen,
dan perhimpunan besar konsumen selalu berubah secara konstan. Sifat yang
dinamis demikian menyebabkan pengembangan strategi pemasaran menjadi sangat
menantang sekaligus sulit. Suatu strategi dapat berhasil pada suatu saat dan
tempat tertentu tapi gagal pada saat dan tempat lain. Karena itu suatu
perusahaan harus senantiasa melakukan inovasi-inovasi secara berkala untuk
meraih
konsumennya.
2. Consumer Behavior Involves Interactions
2. Consumer Behavior Involves Interactions
Dalam perilaku konsumen terdapat interaksi antara
pemikiran, perasaan, dan tindakan manusia, serta lingkungan. Semakin dalam
suatu perusahaan memahami bagaimana interaksi tersebut mempengaruhi konsumen
semakin baik perusahaan tersebut dalam memuaskan kebutuhan dan keinginan
konsumen serta memberikan value atau nilai bagi konsumen.
3. Consumer
Behavior Involves Exchange
Perilaku konsumen melibatkan pertukaran antara manusia.
Dalam kata lain seseorang memberikan sesuatu untuk orang lain dan menerima
sesuatu sebagai gantinya.
Penggunaan
Multiatribute Attitude Model untuk memahami sikap konsumen
1. The
attribute-toward-object model:
Digunakan
khususnya menilai sikap konsumen terhadap satu kategori produk atau merk
spesifik. Hal ini untuk menilai fungsi kehadiran dan evaluasi terhadap
sesuatu.Pembentukan sikap konsumen yang dimunculkan karena telah merasakan
sebuah objek. Hal ini mempengaruhi pembentukan sikap selanjutnya.
2. The attitude-toward-behavior model
Lebih
digunakan untuk menilai tanggapan konsumen melalui tingkah laku daripada sikap terhadap objek.
Pembentukan sikap konsumen akan
ditunjukan berupa tingkah laku konsumen yang berupa pembelian ditempat itu.
3.Theory of-reasoned-action model
Menurut teori ini pengukuran sikap
yang tepat seharusnya didasarkan pada tindakan pembelian atau penggunaan merk
produk bukan pada merek itu sendiri tindakan pembelian dan mengkonsumsi produk
pada akhirnya akan menentukan tingkat kepuasan.
Pentingnya feeling dalam memamahami sikap konsumen
Seseorang tidak dilahirkan dengan sikap dan
pandangannya, melainkan sikap tersebut terbentuk sepanjang perkembangannya.
Dimana dalam interaksi sosialnya, individu bereaksi membentuk pola sikap
tertentu terhadap berbagai objek psikologis yang dihadapinya (Azwar,
1995).Loudon dan Bitta (1984) menulis bahwa sumber pembentuk sikap ada empat,
yakni pengalaman pribadi, interaksi dengan orang lain atau kelompok , pengaruh
media massa dan pengaruh dari figur yang dianggap penting. Swastha dan Handoko
(1982) menambahkan bahwa tradisi, kebiasaan, kebudayaan dan tingkat pendidikan
ikut mempengaruhi pembentukan sikap. Dari beberapa pendapat di atas, Azwar
(1995) menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap
adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media
massa, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta faktor emosi
dalam diri individu.
a) Pengalaman
pribadi
Middlebrook (dalam Azwar, 1995) mengatakan bahwa tidak adanya pengalaman yang
dimiliki oleh seseorang dengan suatu objek psikologis, cenderung akan membentuk
sikap negatif terhadap objek tersebut. Sikap akan lebih mudah terbentuk jika
yang dialami seseorang terjadi dalam situasi yang melibatkan emosi, karena
penghayatan akan pengalaman lebih mendalam dan lebih lama membekas.
b) Pengaruh
orang lain yang dianggap penting
Individu pada umumnya cenderung memiliki sifat yang
konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting yang didorong
oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik.
c) Pengaruh
kebudayaan
Burrhus Frederic Skin, seperti yang dikutip Azwar sangat menekankan pengaruh
lingkungan (termasuk kebudayaan) dalam membentuk pribadi seseorang. Kepribadian
merupakan pola perilaku yang konsisten yang menggambarkan sejarah reinforcement
yang kita alami (Hergenhan dalam Azwar, 1995). Kebudayaan memberikan corak
pengalaman bagi individu dalam suatu masyarakat. Kebudayaanlah yang menanamkan
garis pengarah sikapindividuterhadapberbagaimasalah.
d) Media massa
Berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan
lain-lain mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan
orang. Media massa memberikan pesan-pesan yang sugestif yang mengarahkan opini
seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan
kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Jika cukup kuat,
pesan-pesan sugestif akan memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu hal
sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.
e) Lembaga
pendidikan dan lembaga agama
Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai sesuatu sistem mempunyai
pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar
pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk,
garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh
dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya. Dikarenakan
konsep moral dan ajaran agama sangat menetukan sistem kepercayaan maka tidaklah
mengherankan kalau pada gilirannya kemudian konsep tersebut ikut berperanan
dalam menentukan sikap individu terhadap sesuatu hal. Apabila terdapat sesuatu
hal yang bersifat kontroversial, pada umumnya orang akan mencari informasi lain
untuk memperkuat posisi sikapnya atau mungkin juga orang tersebut tidak mengambil
sikap memihak. Dalam hal seperti itu, ajaran moral yang diperoleh dari lembaga
pendidikan atau lembaga agama sering kali menjadi determinan tunggal yang
menentukan sikap.
f) Faktor
emosional
Suatu bentuk sikap terkadang didasari oleh emosi, yang berfungsi sebagai
semacam penyaluran prustrasi atau pengalihan bentuk mekamisme pertahanan ego.
Sikap demikian dapat merupakan sikap yang sementara dan segera berlalu begitu
prustrasi telah hilang akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih
persisten dan bertahan lama.
Penggunaan
sikap dan maksud untuk memperkirakan perilaku konsumen
Werner dan Pefleur (Azwar, 1995) mengemukakan 3
postulat guna mengidentifikasikan tiga pandangan mengenai hubungan sikap dan
perilaku, yaitu postulat of consistency, postulat of independent variation, dan
postulate of contigent consistency. Berikut ini penjelasan tentang ketiga
postulat tersebut :
a. Postulat
Konsistensi
Postulat konsistensi mengatakan bahwa sikap verbal memberi petunjuk yang cukup
akurat untuk memprediksikan apa yang akan dilakukan seseorang bila dihadapkan
pada suatu objek sikap. Jadi postulat ini mengasumikan adanya hubungan langsung
antara sikap danperilaku.
b. Postulat
Variasi Independen
Postulat ini mengatakan bahwa mengetahui sikap tidak berarti dapat memprediksi
perilaku karena sikap dan perilaku merupakan dua dimensi dalam diri individu
yang berdiri sendiri, terpisah dan berbeda.
c. Postulat
Konsistensi Kontigensi
Postulat konsistensi kontigensi menyatakan bahwa hubungan sikap dan perilaku
sangat ditentukan oleh faktor-faktor situasional tertentu. Norma-norma,
peranan, keanggotaan kelompok dan lain sebagainya, merupakan kondisi
ketergantungan yang dapat mengubah hubungan sikap dan perilaku. Oleh karena
itu, sejauh mana prediksi perilaku dapat disandarkan pada sikap akan berbeda
dari waktu ke waktu dan dari satu situasikesituasilainnya.
Postulat yang terakhir ini lebih masuk akal dalam menjelaskan hubungan sikap
dan perilaku.
Dinamika proses motivasi
Motivasi
menurut American Encyclopedia adalah kecenderungan (suatu sifat yang merupakan
pokok pertentangan) dalam diri sesoerang yang membangkitkan topangan dan
tindakan. Motivasi meliputi factor kebutuhan biologis dan emosional yang hanya
dapat diduga dari pengamatan tingkah laku manusia.
Dengan demikian motivasi dapat diartikan sebagai pemberi
daya penggerak yang menciptakan kegairahan seseorang agar mereka mau
bekerjasama,bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala upayanya untuk
mencapai kepuasan.motivasi konsumen adalah keadaan di dalam pribadi seseorang
yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan guna
mencapai suatu tujuan. Dengan adanya motivasi pada diri seseorang akan
menunjukkan suatu perilaku yang diarahkan pada suatu tujuan untuk mencapai
sasaran kepuasan. Jadi motivasi adalah proses untuk mempengaruhi seseorang agar
melakukan sesuatu yang diinginkan.
Motivasi konsumen yang dilakukan oleh produsen sangat
erat sekali berhubungan dengan kepuasan konsumen. Untuk itu perusahaan selalu
berusaha untuk membangun kepuasan konsumen dengan berbagai kebutuhan dan tujuan
dalam konteks perilaku konsumen mempunyai peranan penting karena motivasi
timbul karena adanya kebutuhan yang belum terpenuhi dan tujuan yang ingin
dicapai.kebutuhan menunjukkan kekurangan yang dialami seseorang pada suatu
waktu tertentu. Kebutuhan dipandang sebagai penggerak atau pembangkit perilaku.
Artinya jika kebutuhan akibat kekurangan itu muncul, maka individu lebih peka
terhadap usaha motivasi para konsumen.
Kegunaan dan stabilitas pola motivasi
Motivasi merupakan dorongan atau
tenaga pendorong pada diri individu atau seseorang untuk melakukan sesuatu guna
memenuhi kebutuhannya yang belum terpenuhi. Motivasi konsumen mewakili dorongan
untuk memuaskan kebutuhan baik yang bersifat fisiologis maupun psikologis melalui
pembelian dan penggunaan suatu produk.
Dengan adanya motivasi pada diri
seseorang akan menunjukkan suatu perilaku yang diarahkan pada suatu tujuan
untuk mencapai sasaran kepuasan. Jadi motivasi adalah proses untuk mempengaruhi
seseorang agar melakukan sesuatu yang diinginkan. Motivasi konsumen yang
dilakukan oleh produsen sangat erat sekali berhubungan dengan kepuasan
konsumen. Untuk itu perusahaan selalu berusaha untuk membangun kepuasan
konsumen dengan berbagai kebutuhan dan tujuan dalam konteks perilaku konsumen
mempunyai peranan penting karena motivasi timbul karena adanya kebutuhan yang
belum terpenuhi dan tujuan yang ingin dicapai.kebutuhan menunjukkan kekurangan
yang dialami seseorang pada suatu waktu tertentu. Kebutuhan dipandang sebagai
penggerak atau pembangkit perilaku. Artinya jika kebutuhan akibat kekurangan
itu muncul, maka individu lebih peka terhadap usaha motivasi para konsumen.
Memahami Kebutuhan Konsumen
Kebutuhan konsumen dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
1. Fisiologis
Dasar-dasar kelangsungan hidup, termasuk rasa lapar,
haus dan kebutuhan hidup lainnya.
2. Keamanan
Berkenaan dengan kelangsungan hidup fisik dan keamanan
3. Filiasi dan
Pemilikan
Kebutuhan untuk diterima oleh orang lain, menjadi
orang penting bagi mereka.
4. Prestasi
Keinginan dasar akan keberhasilan dalam memenuhi
tujuan pribadi
5. Kekuasaaan
Keinginan untuk emndapat kendali atas nasib sendiri
dan juga nasib orang lain
6. Ekspresi
diri
Kebutuhan mengembangkan kebebasan dalam ekspresi diri
dipandang penting oleh orang lain.
7. Urutan dan
Pengertian.
Keinginan untuk mencapai aktualisasi diri melalui
pengetahuan, pengertian, sistematisasi dan pembangunan system lain.
8. Pencarian
Variasi
Pemeliharaan tingkat kegairahan fisiologis dan stimulasi
yang dipilih kerap diekspresikan sebagai pencarian variasi
9. Atribusi
Sebab-Akibat
Estimasi atau atribusi sebab-akibat dari kejadian dan
tindakan.
Sumber
: http://delviadelvi.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
give your coment for progress us and thanks for your atention..!